Presiden Mesir Hosni Mubarak belum mau meninggalkan kursi kepemimpinan


Presiden Mesir Hosni Mubarak hingga saat ini belum mau meninggalkan kursi kepemimpinan selama lebih dari 30 tahun. Aksi unjuk rasa anti Mubarak yang dipusatkan di Tharir Square, hingga kini belum membuahkan hasil.

Dalam pidato yang disiarkan langsung televisi nasional Mesir, Selasa, 1 Februari lalu, Mubarak menegaskan dirinya tetap bertahan. Kendati begitu, dia memastikan tidak akan mencalonkan diri dalam pemilu pada September mendatang.

Mubarak mengatakan akan terus mengawal transisi kepemimpinan agar berjalan dengan damai sesuai harapan rakyat Mesir. Lantas siapa yang akan menggantikan dia? Sedikitnya ada lima nama yang sering disebut media massa internasional berpeluang menggantikan Mubarak.

Pertama, Mohammad ElBaradei (pernah menjabat Dirjen Badan Energi Atom Internasional), kedua Mohammad Badi yang juga pemimping gerakan oposisi Mesir dari Ikhwanul Muslimin. Kandidat kuat ketiga adalah Ayman Nur, rival Mubarak yang pernah dipenjarakan. Kemudian Sekjen Liga Arab, Amr Moussa dan terakhir, Ahmed Hassan Zewail yang diberitakan akan kembali ke Mesir untuk bekerjasama dengan Komisi Amandemen Undang-Undang Dasar Mesir.

Siapa yang nanti akan terpilih, transisi kepemimpinan di Mesir sedikit banyaknya tetap dipengaruhi kekuatan Amerika Serikat (AS). Negara Adidaya itu punya kepentingan terhadap pemimpin masa depan negeri piramida tersebut.

"Amerika punya kepentingan. Bila Mubarak memang sudah tidak efektif maka Amerika malah setuju Mubarak segera diturunkan, lalu mencari orang (kandidat presiden)secara diam-diam," ujar Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin saat dihubungi okezone di Jakarta, Jumat (4/2/2011).

TB berpendapat, AS mencoba mencari sosok pemimpin yang sesuai dengan kriteria tertentu untuk mewakili kepentingan AS di Timur Tengah.

"Saya kira ada tiga poin dari kriteria itu, pertama calon harus diterima oleh rakyat Mesir, (kedua) diterima Israel dan AS dan diterima juga oleh tentara Mesir. Karena Presiden Mubarak menguasai militer," sambungnya.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan ini menilai Mubarak tidak akan berhasil menyusupkan orang kepercayaannya pada Pemilu mendatang. Pasalnya, sebagian besar rakyat Mesir sudah antipati terhadap kroni Mubarak.

Termasuk bila yang dipilih Mubarak itu Omar Suleiman, yang baru dilantik menjadi Wakil Presiden Mesir.

"Siapapun yang ditunjuk oleh Mubarak pasti orang kepercayaan Mubarak dan rakyat menolaknya, rejected. Nanti akan muncul satu orang yang diterima semua pihak," pungkasnya.

AS, sebut TB, memiliki kepentingan cukup besar di Mesir. Negara pemilik universitas ternama dunia, Al-Azhar, itu adalah salah satu stabilitator di wilayah Timur Tengah. Mesir juga satu-satunya lawan kuat Israel.

"Sehingga harus dirangkul demi soliditas AS-Israel. Kuncinya di situ," ujarnya.

Dia menambahkan, bukti bahwa AS punya kepentingan di Mesir bisa dilihat dari kucuran dana bantuan AS sekira USD2,5 miliar per tahun.

"Dikucurkan untuk pemerintahan dan tentara di sana. Termasuk untuk biaya pertanian di Terusan Suez yang letaknya dekat dengan perbatasan Israel," tandasnya.

Posting Komentar untuk "Presiden Mesir Hosni Mubarak belum mau meninggalkan kursi kepemimpinan"