Berikut ini kumpulan cerita humor sufi bagian 2, dengan tokoh utama bernama Nasrudin. Hanya pengen berbagi, kali saja bisa tersenyum setelah membaca cerita ini. Senyum itu ibadah kawan, jadinya bisa dapat pahala kalo bikin orang lain tersenyum. Sumbernya ada di Prayoga Net. Saya hanya menjadi penyebar cerita ini. Semoga pengarang cerita dapat pahala dengan menebarkan senyum.
always peace
Sembunyi
Suatu malam seorang pencuri memasuki rumah Nasrudin. Kabetulan Nasrudin sedang melihatnya. Karena ia sedang sendirian aja, Nasrudin cepat-cepat bersembunyi di dalam peti. Sementara itu pencuri memulai aksi menggerayangi rumah.
Sekian lama kemudian, pencuri belum menemukan sesuatu yang berharga. Akhirnya ia membuka peti besar, dan memergoki Nasrudin yang bersembunyi.
“Aha!” kata si pencuri, “Apa yang sedang kau lakukan di sini, ha?”
“Aku malu, karena aku tidak memiliki apa-apa yang bisa kau ambil. Itulah sebabnya aku bersembunyi di sini.”
Periuk Beranak
Nasrudin meminjam periuk kepada tetangganya. Seminggu kemudian, ia mengembalikannya dengan menyertakan juga periuk kecil di sampingnya.
Tetangganya heran dan bertanya mengenai periuk kecil itu.
Tetangganya heran dan bertanya mengenai periuk kecil itu.
“Periukmu sedang hamil waktu kupinjam. Dua hari kemudian ia melahirkan bayinya dengan selamat.”
Tetangganya itu menerimanya dengan senang. Nasrudin pun pulang.
Beberapa hari kemudian, Nasrudin meminjam kembali periuk itu. Namun kali ini ia pura-pura lupa mengembalikannya. Sang tetangga mulai gusar, dan ia pun datang ke rumah Nasrudin,
Sambil terisak-isak, Nasrudin menyambut tamunya, “Oh, sungguh sebuah malapetaka. Takdir telah menentukan bahwa periukmu meninggal di rumahku. Dan sekarang telah kumakamkan.”
Sang tetangga menjadi marah, “Ayo kembalikan periukku. Jangan belagak bodoh. Mana ada periuk bisa meninggal dunia!”
“Tapi periuk yang bisa beranak, tentu bisa pula meninggal dunia,” kata Nasrudin, sambil menghentikan isaknya.
“Tapi periuk yang bisa beranak, tentu bisa pula meninggal dunia,” kata Nasrudin, sambil menghentikan isaknya.
Bahasa Kurdi
Tetangga Nasrudin ingin belajar bahasa Kurdi. Maka ia minta diajari Nasrudin. Sebetulnya Nasrudin juga belum bisa bahasa Kurdi selain beberapa patah kata. Tapi karena tetangganya memaksa, ia pun akhirnya bersedia.
“Kita mulai dengan sop panas. Dalam bahasa Kurdi, itu namanya Aash.”
“Bagaimana dengan sop dingin ?”
“Hemm. Perlu diketahui bahwa orang Kurdi tidak pernah membiarkan sop jadi dingin. Jadi engkau tidak akan pernah mengatakan sop dingin dalam bahasa Kurdi.”
Bahasa Burung
Dalam pengembaraannya, Nasrudin singgah di ibukota. Di sana langsung timbul kabar burung bahwa Nasrudin telah menguasai bahasa burung-burung.
Raja sendiri akhirnya mendengar kabar itu. Maka dipanggillah Nasrudin ke istana.
Raja sendiri akhirnya mendengar kabar itu. Maka dipanggillah Nasrudin ke istana.
Saat itu kebetulan ada seekor burung hantu yang sering berteriak di dekat istana. Bertanyalah raja pada Nasrudin, “Coba katakan, apa yang diucapkan burung hantu itu!”
“Ia mengatakan,” kata Nasrudin, “Jika raja tidak berhenti menyengsarakan rakyat, maka kerajaannya akan segera runtuh seperti sarangnya.”
Yang Mana Bagianku ??
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, Nasrudin dan seorang temannya merasa capai dan haus. Mereka mampir di sebuah warung kecil untuk minum. temannya mengusulkan membeli segelas susu dan membagi dua bagian yang sama.
Nasrudin setuju. Setelah mereka mendapatkan susu, temannya berkata, “Minumlah dulu bagianmu karena aku punya gula yang hanya cukup untuk satu orang saja. Dan aku akan memasukkan pada bagianku nanti kemudian meminumnya.”
“Mengapa tidak dimasukkan sekarang saja.” kata Nasrudin, “toh aku hanya akan minum bagianku yang separo.”
“Tidak bisa. Gulaku hanya cukup untuk memaniskan setengah gelas susu.” Nasrudin pergi ke pemilik warung lalu kembali ke temannya dengan membawa segenggam garam. Lalu berkata,”Aku membawa berita bagus untuk kita berdua. Aku meminum bagianku seperti kita sepakati bersama dan aku ingin mencampur susuku dengan segenggam garam ini !”
Perusuh Rakyat
Kebetulan Nasrudin sedang ke kota raja. Tampaknya ada kesibukan luar biasa di istana. Karena ingin tahu, Nasrudin mencoba mendekati pintu istana.
Tapi pengawal bersikap sangat waspada dan tidak ramah.
“Menjauhlah engkau, hai mullah!” teriak pengawal.
“Mengapa ?” tanya Nasrudin.
“Raja sedang menerima tamu-tamu agung dari seluruh negeri. Saat ini sedang berlangsung pembicaraan penting. Pergilah !”
“Tapi mengapa rakyat harus menjauh ?”
“Pembicaraan ini menyangkut nasib rakyat. Kami hanya menjaga agar tidak ada perusuh yang masuk dan mengganggu. Sekarang, pergilah !”
“Iya, aku pergi. Tapi pikirkan: bagaimana kalau perusuhnya sudah ada di dalam sana ?” kata Nasrudin sambil beranjak dari tempatnya.
Tampak Seperti Wujudmu
Nasrudin sedang merenungi harmoni alam, dan kebesaran Penciptanya.
“Oh kasih yang agung.Seluruh diriku terselimuti oleh-Mu.Segala yang tampak oleh mataku.Tampak seperti wujud-Mu.”
Seorang tukang melucu menggodanya, “Bagaimana jika ada orang jelek dan dungu lewat di depan matamu ?”
Nasrudin berbalik, menatapnya, dan menjawab dengan konsisten: “Tampak seperti wujudmu.”
udin sedang mendunia...selamat buat udin...
BalasHapus